Ajaran Ahlusunah Wal Jamaah di Bidang Tasawuf
Daftar Isi [Tampilkan]
Kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam biang akhlak atau tasawuf mengikuti dua pemikiran tasawuf yaitu Abu Qasim al-Junaidi dan Imam Ghazali. Dalam kitabnya, “Kimiya’u as Sa’adah” Imam Ghozali berkata : “Bahwa tujuan memperbaiki akhlak adalah untuk membersihkan hati, kotoran hawa nafsu dan amarah. Sehingga hati menjadi suci bagaikan cermin yang dapat menerima nur cahaya Tuhan.
Hidup kerohanian (sufi) dalam islam dimulai dari kehidupan nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya yang utama serta kehidupan para nabi yang terdahulu. Nabi Muhammad pernah bersabda “Syari’at itu perkataanku, tarekat itu perbuatanku, dan hakikat itu adalah kelakuanku”. Dalam ilmu tasawuf dan dijelaskan bahwa arti tarekat adalah jalan atau yang dicontohkan nabi Muhammad dan dikerjakan para sahabat tabi’in dan tabi’in, para ulama hingga sampai kepada kita.
Jadi orang yang bertasawuf adalah orang yang menyucikan dari lahir dan batin dengan menempuh jalan (tarekat) atas dasar tiga tingkatan, yang menurut imam Abu al-Qasim al-Junaidi dikenal dengan takhalli, tahalli dan tajjali.
- Takhalli Yaitu mengosongkan diri dan sifat-sifat yang tercela baik lahir maupun batin, seperti hasut, tamak, takabur, bakhil, khianat, dusta, riya’ dan lainnya.
- Tahalli Yaitu mengisi dan membiasakan diri dengan sifat-sifat terpuji, seperti takwa, ikhlas, tawakal, sabar, amanah dan lainnya.
- Tajjali Yaitu mengamalkan sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah seperti salat sunnah, zikir, puasa sunnah, khalwat (menyendiri untuk ibadah kepada Allah) dan lainnya.
Adapun perilaku nabi Muhammad yang menjadi aspek-aspek tasawuf, antara lain:
- Hidup Zuhud (tidak cinta keduniawian secara berlebih-lebihan).
- Hidup taat (melakukan perintah Allah dan rasul-Nya serta meninggalkan segala larangan-Nya)
- Hidup Qana’ah (merasa cukup dengan apa yang ada)
- Hidup istiqomah (konsekuen dan tetap beribadah)
- Hidup Mahabah (sangat cinta kepada Allah serta dan rasul-Nya lebih dan pada mencintai dirinya sendiri)
- Hidup ikhlas (bersedia menjadi penebus, apa saja untuk Allah demi mencari rida-Nya)
- Hidup Ubudiah (mengabdikan diri hanya kepada Allah SWT)
Jadi, tujuan ajaran tasawuf adalah membangun akhlah dan budi pekerti yang baik berdasarkan kasih sayang dan cinta kepada Allah. Oleh karena itu, ajaran tasawuf sangat mengutamakan adab dan nilai dalam berhubungan sesama manusia terutama dengan Allah SWT.
Post a Comment for "Ajaran Ahlusunah Wal Jamaah di Bidang Tasawuf"