Biografi Singkat Imam Syafi’i
Daftar Isi [Tampilkan]
Imam Syafi’i dilahirkan dalam keadaan yatim, karena tinggal wafat ayahnya. Setelah berusia 2 tahun, ia dibawa pulang oleh ibunya ke Mekkah. Dari Mekkah tepatnya di dusun Baduwi Banu Khudail, ia belajar bahasa dan kesusasteraan Arab. Selain itu, Imam Syafi’i belajar fikih kepada Imam Muslim bin Khalid Az-Zanjy. Dalam bidang ilmu belajar kepada Imam Sufyan bin Uyainah, dan dalam bidang Alquran belajar kepada Imam Ismail bin Qastantin.
Imam Syafi’i tergolong anak yang pandai. Hal ini bisa dilihat pada usia 9 tahun telah hafal Alquran. Pada usianya yang kesepuluh ia telah hafal isi kitab al-Muwatha karya Imam Malik. Salain itu juga ahli dalam bahasa Arab, kesusasteraan, ilmu tafsir, ilmu hadis, pengarang pertama kitab ushul fikih, dan mendapatkan kepercayaan dari guru-gurunya untuk mewakili untuk menjawab pertanyaan murid-muridnya.
Dasar utama yang dipakai Imam Syafi’i adalah :
- Alquran
- Hadis
- Ijma
- Qiyas
Faktor yang mempengaruhi pemikiran Imam Syafi’i adalah : pertama, banyaknya pemikiran dari para ulama. Pada masa Imam Syafi’i banyak sekali ahli fikih. Hal ini berbeda dengan masa Imam Hanafi maupun Imam Maliki. Dari banyaknya pemikiran para ulama menjadikan Imam Syafi’i memiliki wawasan yang luas tentang berbagai aliran pemikiran fiqh.
Kedua, faktor geografis. Tempat tinggal Imam Syafi’i adalah Mesir. Mesir adalah daerah kaya dengan warisan budaya Yunani, Persia, Romawi, dan Arab. Kondisi ini mempengaruhi pola pikir Imam Syafi’i. Hal ini terlihat dalam kitabnya, Ilmu Mantiq yang dipengaruhi oleh aliran Aristoteles.
Ketiga, faktor sosial budaya ikut memengaruhi terhadap pola pikir Imam Syafi’i dengan qaul qadim bercorak (ra’yi) dan qaul jadid (bercorak hadis). Qaul qadim dibangun di Irak tahun 195 H. Di Irak, Imam Syafi’i banyak belajar kepada ulama Irak dan banyak mengambil pendapat ulama yang termasuk ahli al-ra’yi. Dengan kata lain, qaul qadim adalah pendapat Imam Syafi’i yang bercorak ra’yu.
Sedangkan qaul qadim dibangun setelah pulang dari Irak dan melakukan perjalanan jadid beberapa daerah dan kemudian tinggal di Mesir, ia bertemu dengan dan berguru kepada ulama Mesir yang pada umumnya adalah sahabat Imam Malik. Imam Malik adalah penerus fikih ulama Madinah atau ahl al-hadist. Karena perjalanan intelektual tersebut, Imam Syafi’i mengubah beberapa pendapatnya yang kemudian dikenal dengan qaul jadid. Singkatnya qaul jadid adalah pendapat Imam Syafi’i yang bercorak hadis.
Sementara karya Imam Syafi’i , menurut Imam Abu Muhammad bin Hussein bin Muhammad al-Marudzi (salah seorang muridnya), Imam Syafi’i telah mengarang 113 kitab dalam bidang fikih, ushul fiqih, adab, dan lain-lain. Diantara kitab Imam Syafi’i yang terkenal adalah Al-Umm. Kitab ini meliputi ihktilaf Abu Hanifah, Khilaf Ali wa Ibn Mas’ud, Ikhtilaf Malik wa Syafi’i, Jama’il al-Ilmi, Syiyas al-Auzai, Ikhtilaf al-Hadis, Ibthalul Ikhtisan, Al-Rad ala Muhammad ibn Hasan, Bayan Faraid Allah, Sifat Nahiyy Rasulullah.
Selain itu juga menulis kitab yang berjudul, al-Risalah, al-Imla, al-Hujjah, al-Buwaithi, al-Qiyas, al-Musnad, al-Amali, al-Qasamah, al-Jizyah, Mukhtasar al-Muzani, Ahkamul Quran, Mukhtasar al-Buwaiti, Harmalah, Jami’i Muzani al-Kabir, Jami’i Muzani al-Shaghir, dan masih banyak kitab yang lain.
Banyaknya murid dan kitab yang ditulis Imam Syafi’i menjadikan mazhab ini berkembang pesat di penjuru dunia sampai ke Indonesia hingga sekarang. Selain itu banyaknya pengikut mazhab Syafi’i di dunia disebabkan pendampatnya menampung dua aspirasi, yakni rakyu dan hadis. Karenanya, tidak salah kalau mazhab ini sebagai mazhab yang moderat.
Post a Comment for "Biografi Singkat Imam Syafi’i"