Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Kerajaan Turki Usmani
Turki Usmani
Bangsa Turki adalah bangsa pemberani dan mempunyai rasa disiplin yang tinggi. Mereka terdiri dari beberapa macam suku bangsa. Ada yang disebut bangsa Turki Saljuk, ada yang disebut Turki Usmani.
Turki Saljuk telah berkembang berhasil menguasai Baghdad, sayang akhirnya lenyap dihancurkan oleh pasukan Mongol. Kemudian timbullah Turki Usmani yang berhasil berkembang luas, dan yang sekarang kita sebut bangsa Turki.
Jalan perkembangan bangsa Turki dapat kita ikuti sebagai berikut:
1. Kabilah Ughuz
Kabilah inilah yang menurunkan bangsa Turki Usmani. Mereka berasal dari daerah sebelah utara Tiongkok kemudian pindah ke daerah Turkistan hingga zaman abad ke XIII masehi karena terdesak bangsa Mongol.
2. Sulaiman
Pada waktu terjadi penyerbuan dari bangsa Mongol yang dipimpin oleh Jeghis Khan ke wilayah Turki Usmani, kemudian mereka pindah ke tempat lain di bawah pimpinan Sulaiman. Tetapi malang nasib pemimpin itu sewaktu menyeberangi sungai Efrat tenggelamlah dia sampai mati. Kemudian pimpinan diganti oleh puteranya yang bernama Erthaghrol (1227-1279 M)
3. Erthaghrol
Dalam pengembangan itu Erthaghrol menjumpai pasukan yang sedang bertempur di dekat Angora yaitu pasukan Turki Bani Saljuk melawan pasukan Mongol. Waktu itu Erthaghrol segera menggabungkan diri pada pasukan Bani Saljuk untuk menggempur pasukan Mongol.
Berkat pertolongan Erthaghrol itu pasukan Bani Saljuk mendapat kemenangan. Atas jayanya itu Erthaghrol mendapat hadiah dari Sultan Alaudin sebuah daerah di dekat Broessa. Setelah itu Erthaghrol mati diganti oleh puteranya yang bernama Usman (1294).
4. Sultan Alaudin dari Bani Saljuk
Kerajaan Turki Saljuk di bawah pimpinan Sultan Alaudin yang berpusat di Timur Tengah dan Anatolia (daerah Republik Turki sekarang). Mereka berhasil menguasai daerah Ahasiyah di bagian Barat.
Dia sering juga mengadakan penyerbuan ke daerah Byzantium yang mendapat dari Usman dan ternyata menang. Oleh sebab itu Usman mendapat anugerah pangkat Amir dari Alaudin.
5. Penyerbuan Pasukan Mongol
Pada tahun 1300 M Bani Saljuk mendapat serbuan dari pasukan Mongol, pada saat itulah Sultan Alaudin wafat. Kerajaan Turki semakin kacau, terpecah-belah menjadi beberapa Amirat. Sedang Amir Usman sendiri pada daerahnya yang merdeka di daerah Timur Konstatinopel.
Perkembangan Kerajaan Islam Turki Usmani
1. Pendiri Kerajaan Turki Usmani
Setelah Sultan Alaudin wafat, Usman putera Erthaghrol berhasil mendirikan kerajaan yang diberi nama Turki Usmani
Kerajaan Turki Usmani didirikan pada tahun 1290 M yang menjadi raja pertama ialah Usman. Daerah hanya sekitar kota Broessa. Pada waktu singkat, dia berhasil merebut kota Broessa kemudian dijadikan ibukotanya (1317)
Masa pemerintahana Usman yaitu pada tahun 1290 sampai dengan 1326 M. Setelah waktu dia diganti dengan puteranya yang bernama Urkhan. Beliau menyerbu Byzantium.
2. Keadaan Kerajaan Byzantium
Kerajaan Byzantium itu merupakan kerajaan kristen Ortodok Yunani, berpusat di Konstantinopel yang pengaruhnya dihadapkan dunia timur mulai abad ke VII kerajaan besar itu berangsur-angsur menjadi lemah.
Sebab sebab kelemahan kerajaan Byzantium dari luar.
- Sejak zaman kholifah Abu Bakar Ash Shidiq wilayah kerajaan Byzantium satu persatu mulai jatuh ke dalam kekuasaan Islam. Seperti Syria, Palestina, Mesir dll.
- Penaklukan-penaklukan dari kerajan Turki Saljuk terhadap daerah-daerah Byzantium di Balkan
- Perampokan-perampokan dari bangsa Slavia dan Bulgaria terhadap daerah-daerah Byzantium di Balkan
3. Sebab-sebab Keruntuhan Byzantium di Balkan
- Kekeruhan di bidang pemerintahan akibat dari adanya korupsi uang suap, fitnah dan penghianatan
- Timbulnya bahaya wabah yang mengancam kehidupan penduduk, karena kurangnya perhatian terhadap kesehatan masyarakat
Sekalipun pada masa itu ada usaha-usaha keinginan menciptakan kesadaran antara kekuasaan kerajaan Orthodox Yunani dengan kerajaan Romawi Katholik di Roma untuk menghadapi serbuan-serbuan dari luar. Tetapi usaha itu tidak mendapat hasil seperti apa yang diharapkan.
Sultan Muhammad II Al Fatih (1451-1481 M)
Sultan Muhammad II memusatkan usahanya untuk menaklukan kerajaan Byzantium yang berpusat di Konstantinopel.
Keadaan Konstantinopel :
- Kota tersebut di sebelah selatan dilindungi laut Marmora dan di sebelah utara dilindungi pelabuhan Tanduk Emas. Kecuali itu Konstantinopel dibentengi pagar yang berlapis-lapis dan berbentengkan parit yang dalam dan lebar.
- Setelah tampak jelas akan adanya penyerbuan dari pasukan Turki, Byzantium minta bantuan kepada Paus, tetapi permintaan bantuan itu tidak berhasil.
1. Penyerbuan Muhammad II ke Byzantium (1453 M)
Dengan kekuatan pasukan 250 ribu orang, pasukan Muhammad II menyerbu Byzantium dari arah barat (Balkan). Sedang di bagian timur (di Selat Borporos) dijaga armada Turki untuk menghalangi bantuan yang ditunjukkan pada Konstantinopel.
Konstantinopel dikepung pasukan Turki selama 53 hari, sehingga mereka kehabisan perbekalan perang dalam mempertahankan serangan dari Turki itu.
Tanggal 28 mei 1453 M pasukan Turki serentak menyerbu ke dalam kota. Kaisar Konstantin Palaelogus mempertahankan mati-matian. Namun demikian Byzantium akhirnya kalah dan Kaisar tersebut mati dalam membela negaranya itu sebagai ksatria.
2. Tindakan Terhadap Daerah Takluk Byzantium
Setelah Byzantium takluk, Sultan Muhammad II menuju gereja Aya Shafia untuk shalat mengucap syukur kepada Allah atas anugerah-Nya. Yang kemudian gereja tersebut dijadikan Masjid Raya oleh Sultan. Sejak itu Muhammad II bergelar “Muhammad Al Fatih”
Kota Konstantinopel dijadikan ibu kota kesultanan Turki Usmani dan diganti nama “Istambul” (=tahta – Islam)
Memberi kemerdekaan yang seluas-luasnya bagi pemeluk agama kristen dan para penganut mazhabnya.
3. Arti Jatuhnya Konstantinopel bagi Sejarah Dunia
Konstantinopel jatuh berarti tenggelamnya kerajaan Byzantium (Romawi Timur), lawan terbesar dari kerajaan-kerajaan Islam
Konstantinopel jatuh berarti hilangnya kekuatan yang membendung Islam untuk meluaskan daerah ke Eropa
Konstantinopel merupakan pusat ilmu pengetahuan Yunani Kuno Orthodox Yunani. Maka dengan jatuhnya kota tersebut banyak para ahli ilmu pengetahuan Yunani melarikan diri ke Italia hingga menjadi salah satu sebab dari timbulnya Renaissance di Eropa
Menjadikan pindahnya pusat agama Katolik Yunani ke Moskow. Hal ini pada hakikatnya merupakan pangkal permulaan pemisahan antara Eropa Barat (Room-Katolik) yang hingga sekarang ini menjadi blok Eropa Barat dan blok Eropa Timur yang berlainan (Kapitalisme dan Komunisme)
Konstantinopel yang merupakan pelabuhan transit dalam perdagangan antara Asia – Eropa. Hubungan dagang Asia –Eropa putus, karena Konstantinopel jatuh maka bangsa Barat terpaksa mencari jalan ke Asia (oleh Vasco da Gama, Bartolomeus Diaz, Cristop Colombus)
Konstantinopel jatuh berarti membuka jalan bangsa Turki Usmani ke Eropa. Pasukan Turki menyerbu Ke Eropa yang kedua kalinya dan mendapat perlawanan yang ulet sekali dari Venesia (pedagang kaya), dan perlawanan dari Hamburg. (a.l. Karel V). Ketika itu telah merupakan kerajaan dunia yang sangat ditakuti.
Masa Kejayaan dan Masa Kemunduran Turki Usmani
Turki mencapai puncak kemegahannya atau kejayaannya di bawah pemerintahan Sultan Sulaiman I (1520-1566). Ketika itu kerajaan Turki meliputi seluruh pantai Afrika Utara dari Algeria sampai Somalia seluruh Asia Kecil dan Asia Tengah sampai Persia, seluruh Balkan dan Rusia Selatan.
Kerajaan Turki yang megah itu mulai menurun di zaman pemerintahan Sultan Murad III (1574-1595 M). Kemudian Turki mengalami kemunduran sekali dari dalam hingga abad XIX. Penyebab kemunduran Turki Usmani antara lain:
- Sebab-sebab kemunduran Turki
- Tidak adanya pengganti-pengganti yang kuat
- Adanya perebutan kekuasaan di kalangan istana
- Sejak zaman Murah III sampai zaman Sultan Muhammad II Turki disebut si “Jantan Sakit”
- Turki dapat sehat kembali setelah dihapuskan sistem kesultanan (1923 M) dan adanya pembaharuan Turki dari sistem kesultanan menjadi republik yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha Ataturk (1923 M).
Silsilah Raja Turki Usmani
No. |
Nama Raja |
Tahun |
1 |
Usman I |
1290 |
2 |
Orkhan |
1326 |
3 |
Murad I |
1360 |
4 |
Beyazid |
1389 |
Peralihan kekuasaan |
1402 |
|
5 |
Muhammad I |
1403 |
6 |
Murad II |
1421 |
7 |
Muhammad II |
1444 |
8 |
Murad II (menjabat yang
kedua kalinya) |
1446 |
9 |
Muhammad II (menjabat yang
kedua kalinya) |
1451 |
10 |
Bayazid II |
1481 |
11 |
Salim I |
1512 |
12 |
Sulaiman I |
1520 |
13 |
Salim II |
1566 |
14 |
Murad III |
1574 |
15 |
Muhammad III |
1594 |
16 |
Ahmad I |
1603 |
17 |
Musthafa I |
1617 |
18 |
Usman II |
1618 |
19 |
Musthafa I (menjabat yang
kedua kalinya) |
1622 |
20 |
Murad IV |
1623 |
21 |
Ibrahim |
1640 |
22 |
Muhammad IV |
1648 |
23 |
Sulaiman II |
1678 |
24 |
Ahmad II |
1691 |
25 |
Musthafa II |
1695 |
26 |
Ahmad III |
1703 |
27 |
Musthafa II |
1730 |
28 |
Ahmad III |
1754 |
29 |
Musthafa III |
1757 |
30 |
Abdul Hamid I |
1774 |
31 |
Salim III |
1789 |
32 |
Musthafa IV |
1807 |
33 |
Mahmud II |
1808 |
34 |
Abdul Majid I |
1839 |
35 |
Abdul Azis |
1861 |
36 |
Murad V |
1876 |
37 |
Muhammad V Rasyid |
1909 |
38 |
Muhammad VI Wahid Aldin |
1918 |
39 |
Abdul Majid II (hanya
bergelar sebagai khalifah saja) |
1914 |
Bangunan Aya Sofia
Bangunan kuno peninggalan kekaisaran Romawi Timur. Bangunan ini dikenal dengan nama Aya Sofia, terletak di tengah-tengah kota Konstantinopel semula sebagai bangunan gereja, kemudian menjadi masjid dan terakhir menjadi museum.
Konstantinopel sebelumnya bernama Byzantium Constantinne Agung (280-337), kaisar Romawi mengganti nama kota menjadi Constantinopel, sesuai dengan namanya sendiri. Sekarang kota Constantinopel bernama Istanbul, sebuah kota penting di Turki.
Sebagai gereja umat Kristen Timur Aya Sofia dibangun oleh Constantinus, putra Kaisar Constantine Agung, pada mulanya berupa basilika yang ditahbiskan tahun 360. Pada masa kaisar Justinianus (527-565), Aya Sofia yang melambangkan kejayaan kekaisaran Romawi Timur diresmikan pada tanggal 7 mei 558. Pemugaran besar-besaran dikerjakan pada awal abad ke 14.
Ketika Constantinopel jatuh ke tangan tentara Islam di bawah pimpinan Sultan Muhammad II (Muhammad Al Fatih, memerintah tahun 1444-1446 dan 1451-1481) pada tanggal 27 mei 1453, nama kota itu diganti menjadi Istanbul dan dijadikan ibu kota Daulah Turki Usmani.
Begitu Constantinopel dapat direbut dan gereja Aya Sofia dikuasai, Sultan Muhammad a Fatih mengumandangkan takbir dan melakukan sholat.
Sejak saat itu gereja Aya Sofia dijadikan masjid yang kemudian terkenal dengan nama masjid Aya Sofia. Setelah hampir lima abad dijadikan masjid, penguasa baru Turki, Mustafa Kamal Ataturk, menjadikan masjid Aya Sofia sebagai museum di bawah pengawasan pemerintah.
Bangunan Aya Sofia masih tegak berdiri sampai sekarang. Keistimewaan bangunan Aya Sofia terletak pada bentuk bangunan kubahnya yang besar dan tinggi, ukuran tengahnya 30 meter, tingginya dari fundamen 54 m, interiornya dihiasi dengan mozaik dan fresco, tiang-tiangnya terbuat dari pualam berwarna-warni dan dindingnya dihiasi dengan berbagai ukuran. (Sumber : Menjelajahi Peradaban Islam oleh Achmadi Wahid, dkk, 2006, hal 99)
Post a Comment for "Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Kerajaan Turki Usmani"