Apa itu Toleransi? Pengertian, Dalil, Contoh, Ciri-ciri, dan Nilai Positif Toleransi
Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa latin yaitu tolerare yang berarti berusaha untuk tetap bertahan hidup, tinggal atau berinteraksi dengan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai atau disenangi. Dalam kamus bahasa Indonesia arti toleransi adalah kelapangan dada dalam arti suka rukun kepada siapapun, membiarkan orang berpendapat atau berpendirian lain. Sikap toleransi ini dapat di terapkan dalam berbagai bidang baik sosial maupun keagamaan. Hanya saja pembicaraan kita ini akan lebih focus pada masalah agama.
Dalil tentang Toleransi
Apabila kita ingin melihat bagaimana pandangan Islam mengenai toleransi beragama, maka al-Quran sudah menyatakannya. Allah Swt berfirman:
لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ ٨ اِنَّمَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ قَاتَلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَاَخْرَجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوْا عَلٰٓى اِخْرَاجِكُمْ اَنْ تَوَلَّوْهُمْۚ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ٩
8. Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
9. Sesungguhnya Allah hanya melarangmu (berteman akrab) dengan orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama, mengusirmu dari kampung halamanmu, dan membantu (orang lain) dalam mengusirmu. Siapa yang menjadikan mereka sebagai teman akrab, mereka itulah orang-orang yang zalim. (Q.S. Al Mumtahanah:7-8)
Ayat pertama tidak hanya menganjurkan untuk berlaku adil saja kepada non muslim ketika mereka tidak memerangi dan melakukan pengusiran, melainkan alQuran memerintahkan untuk berbuat baik kepada mereka. Ungkapan berbuat baik di sini tentu mencakup makna yang sangat luas sekali.
Selain itu ungkapan ""Allah tidak melarang kamu" memberikan isyarat bahwa Islam menolak orang yang berasumsi bahwa tidak boleh berbuat baik terhadap non muslim. Adapun berdasarkan hadits, maka hal tersebut sudah diterapkan oleh Rasulullah Saw saat hijrah ke kota Madinah di mana ia menjumpai orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin lainnya sebagai penduduk pribumi.
Saat itu tidak ada di benak Rasulullah Saw untuk melakukan tindakan politis sebagai upaya untuk mengusir atau mendeportasi mereka keluar dari kota Madinah. Hal yang dilakukan oleh Rasulullah Saw saat itu adalah menerima dengan lapang dada keberadaan mereka dan menyodorkan perjanjian kepada ke dua belah pihak muslim dan non muslim untuk membuat perjanjian agar Rasulullah Saw dapat menjalankan agamanya dan mereka dapat menjalankan agama mereka secara bersama-sama.
Saat itu juga terjadi kesepakatan bahwa umat Islam dan orang-orang Yahudi harus mempertahankan Yatsrib apabila diserang musuh serta mengukuhkan kebebasan keluar dari kota Yatsrib bagi yang menghendaki dan mempersilahkan berdiam diri bagi yang ingin mempertahankan kehormatannya.
Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas yang dikehendaki Allah swt yang telah memberi mereka kebebasan untuk memilih iman dan kufur.
Di zaman nabi mereka juga diakui eksistensinya dan diberi hak partisipasi penuh dalam hal pembelanjaan negara. Hanya saja kepercayaan yang sudah diberikan oleh umat Islam saat itu dikhianati oleh orang Yahudi sehingga mereka di usir keluar dari kota Madinah.
Dengan demikian seandainya orang-orang Yahudi tidak melakukan pengkhiatan, maka niscaya kota Madinah dapat dijadikan sebagai model negara yang menerapkan sikap toleransi umat Islam terhadap non muslim.
Toleransi Sepanjang Sejarah
Sikap Rasulullah Saw dalam hal bertoleransi ternyata diikuti oleh para sahabat yang lain. Sayyidina Umar pernah membuat perjanjian Aelia, perjanjian Yerusalem. Saat itu Yerusalem yang sudah menjadi bagian dari wilayah umat Islam menjamin kemerdekaan beragama bagi penduduknya. Bahkan saat itu Umar mewajibkan orang Yahudi untuk menetap di kota tersebut.
Amr bin Ash saat masuk ke wilayah Mesir disambut dengan antusias oleh masyarakatnya khususnya yang beragama Kristen katolik. Hal tersebut terjadi karena mereka berharap dengan masuknya Islam mereka akan mendapatkan kedamaian. Ternyata apabila di telusuri di negara-negara lainnnya di Timur Tengah seperti di Syria, Lebanon, Palestina dan di seluruh wilayah Islam lainnya pasti di temukan pengikut agama lainnya
Di Spanyol Islam berkuasa selama 800 tahun dan ketika Islam masuk ke kawasan itu dalam keadaan kacau. Ketika Islam masuk selama 300 tahun masih dalam kondisi kacau tetapi 500 tahun kemudian Spanyol aman dan tentram menjadi negara dengan tiga agama. Saat itu yang menjadi pemimpin orang Islam penengahnya orang Yahudi dan rakyatnya Kristen Katolik.
Dengan demikian dalam hal toleransi keberagamaan umat Islam jauh lebih memiliki pengalaman, yaitu sekitar 1000 tahun ketimbang barat yang mengklaim lebih toleran dari pada umat Islam.
Contoh Sikap Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari
Memiliki sikap toleransi adalah suatu keharusan dalam Islam, Islam sendiri mengandung pengertian agama yang damai, selamat dan menyerahkan diri. Islam adalah rahmah li al-'alamiin (agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam). Islam selalu menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati dan tanpa paksaan.
Sebagai umat Nabi Muhammad Saw sudah sepatutnya berupaya membiasakan diri dengan perilaku toleransi terutama dalam hal keyakinan. Sebagai umat Islam yang menetap di Negara yang memiliki keanekaragaman budaya, agama dan daerah wajib memiliki sifat toleransi.
Agar tercipta toleransi dalam kehidupan beragama harus di dasarkan asumsi bahwa setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agamanya masing-masing di mana setiap agama memiliki bentuk ritual dengan system dan tata cara sendir iyang dibebankan serta menjadi tanggung jawab bagi pemeluknya Atas dasar itulah, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama harus terus ditingkatkan. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ ٦
"Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (OS. Al-Kafirun(109):6)
Islam mengajarkan agar mencari titik temu atau jalan keluar apabila terjadi perselisihan. Apabila tidak ditemukan persamaannya, maka masing-masing pihak hendaknya mengakui keberadaan pihak lain dan tidak perlu saling menyalahkan.
Islam juga tidak melarang adanya jalinan persaudaraan dan toleransi antar umat beragama, selama masih dalam tataran kemanusiaan dan kedua belah pihak menghormati hak-hak masing-masing.
لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ ٨
8. Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (OS. Al- Mumtahanah(60) : 8)
Ciri-ciri orang yang berperilaku Toleransi
Orang yang membiasakan diri berperilaku toleransi akan terbentuk di dalam dirinya sikap-sikap positif , diantaranya adalah :
- Memahami bahwa dalam kehidupan selalu terdapat perbedaan
- Tidak mempermasalahkan perbedaan yang terjadi
- Menerima saran dan masukan dari orang lain
- Siap menerima kritik
- Tidak sombong
- Tidak egois
- Tidak memaksakan kehendak
- Tidak merendahkan orang lain.
Nilai-nilai positif Toleransi
Nilai-nilai positif toleransi adalah :
- Dapat menjalin persaudaraan, persatuan dan kesatuan dalam masyarakat
- Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
- Menimbulkan sikap saling menghormati antar sesama
- Menciptakan rasa aman, tentram, tenang dan damai dalam masyarakat
- Meghilangkan sifat dengki, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan
Post a Comment for "Apa itu Toleransi? Pengertian, Dalil, Contoh, Ciri-ciri, dan Nilai Positif Toleransi"