Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Tasawuf, Dasar-dasar, Sejarah, Pembagian, dan Maqomat dalam Tasawuf

Daftar Isi [Tampilkan]

Pengertian Tasawuf

Pengertian Tasawuf Secara Etimologi 

Istilah tasawuf, menurut Amin Syukur adalah istilah yang baru di dunia Islam. Istilah tersebut belum ada pada zaman Rasulullah SAW dan zaman para sahabat, namun prateknya sudah dijalankan pada masa itu. Ketika Nabi pergi ke gua khira' untuk bertahannus menyucikan diri dan mendekatkan diri kepada Allah, bisa dikategorikan sebagai perilaku tasawuf.

Demikian pula perilaku keseharian Nabi dan sahabat yang sangat sederhana, qonaah, dan sabar merupakan contoh perilaku tasawuf. Bahkan tasawuf sendiri tidak ditemukan dalam Al Qur'an. Tasawuf adalah sebutan untuk mistisisme Islam.

Dalam pandangan etimologi kata sufi mempunyai pengetian dan asal kata yang berbeda beda antara lain.

  1. Shaff artinya barisan dalam shalat berjama'ah. Alasannya seorang sufi mempunyai iman yang kuat, jiwa yang bersih, dan selalu memilih saf terdepan dalam salat berjama'ah
  2. Saufanah adalah sejenis buah-buahan yang berbulu yang banyak tumbuh di gurun pasir Arab Saudi . pengambilan kata ini karena orang-orang Sufi banyak memakai pakaian berbulu dan mereka hidup dalam kegersangan fisik tapi subur hatinya.
  3. Shuffah artinya serambi masjid Nabawi yang di sediakan untuk para sahabat nabi dari golongan Muhajirin yang miskin, mereka mempunyai sifat teguh pendirian, takwa, wara', zuhud dan tekun beribadah.
  4. Shafa artinya bersih atau suci. Maksudnya kehidupan seorang sufi lebih banyak diarahkan pada penyucian batin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebab Allah tidak bisa didekati kecuali orang yang suci. 
  5. Theosophi (Theo: Tuhan,Sophos: Hikmat) yang artinya hikmah Ketuhanan, sebab ajaran tasawuf banyak membicarakan masalah ketuhanan.
  6. Shuf artinya wol atau bulu kasar karena orang-orang sufi banyak yang suka memakai pakaian yang terbuat dari bulu binatang sebagai lambang kemiskinan dan kesederhanaan. 

Pengertian Tasawuf Secara Terminologi. 

Ada beberapa tokoh dalam mendefinisikan pengertian Tasawuf antara lain;

a. Imam Junaid Al Bagdadi

menurut Imam Junaud Al Bagdadi Tasawuf adalah mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah. Atau keluar dari budi perangai yang tercela masuk pada budi perangai yang terpuji. Imam Junaid Al Bagdadi merupakan bapak tasawuf modern

b. Syekh Abu Hasan Asy Syadzili

Menurut Syekh Abu Hasan Asy Syadzili Tasawuf adalah sebagai praktek dan latihan diri melalui cinta yang dalam dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalap Allah. Syekh Abu Hasan adalah syekh sufi besar dari Afrika Utara.

c. Ibnu Khaldun

Menurut Ibnu Khladun Tasawuf adalah semacam ilmu syar'iyah yang timbul kemudian dalam agama. Asalnya ialah bertekun ibadah dan memutuskan pertalian dengan segala selain Allah, hanya menghadap kepada Allah semata. Menolak hiasan-hiasan dunia serta membenci perkara yang selalu memperdaya orang banyak, kelezatan harta benda dan kemegahan. Dan menyendiri menuju jalan Tuhan dalam khalwat dan ibadah.

d. Harun Nasution

Harun Nasution dalam bukunya Filsafat dan Mistisme dalam Islam menjelaskan tasawuf adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Islam bisa sedekat mungkin dengan Allah.

e. Amin Syukur 

Tasawuf sebagai sistem latihan dengan kesungguhan (riyadhah mujahadah) untuk membersihkan, mempertinggi dan memperdalam aspek kerohanian dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah sehingga segala perhatian hanya tertuju kepada Allah.

Jadi tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, membangun dlahir dan batin untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi.

Dengan demikian sufi adalah orang yang telah dimampukan Allah untuk menyucikan hati dan menegakkan hubungannya dengan Dia dan ciptaanNya dengan melangkah pada jalan yang benar, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

Dasar-Dasar Tasawuf

Diantara ayat-ayat Al Qur'an yang menjadi landasan munculnya kezuhudan dan menjadi jalan kesufian adalah

1. Ayat-ayat yang berbicara tentang rasa takut kepada Allah dan hanya berharap kepadaNya dan berusah mensucikan jiwa. 

Firman Allah Q.S As Sajadah : 16

تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ

16.  Lambung (tubuh) mereka jauh dari tempat tidur (untuk salat malam) seraya berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut (akan siksa-Nya) dan penuh harap (akan rahmat-Nya) dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

2. Ayat yang berkenaan dengan kewajiban seorang mukmin untuk senantiasa bertawakkal dan berserah diri kepada Allah SWt semata serta mencukupkan bagi dirinya cukup Allah sebagai tempat menggantungkan segala urusan 

Firman Allah QS At Thalaaq :2-3

فَاِذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِ ۗذٰلِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ەۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ ٢ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ٣

2. Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, rujuklah dengan mereka secara baik atau lepaskanlah mereka secara baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil dari kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Yang demikian itu dinasihatkan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya 3. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.

Sejarah Perkembangan Tasawuf

Berikut ini sejarah pertumbuhan dan perkembangan tasawuf:

1. Abad 1 dan 2 Hijriyah

Pada fase ini belum bisa disebut fase tasawuf tetapi lebih tepat disebut fase kezuhudan, Tasawuf peda fase ini lebih bersifat amaliah dari pada bersifat pemikiran. Bentuk amaliah itu seperti : memperbanyak ibadah, menyedikitkan makan dan minum, tidur dan lain sebagainya.

2. Fase Abad Ill dan IV Hijriyah

Fase ini disebut fase tasawuf. Hai ini dikarenakan tujuan utama kegiatan rohani tidak semata-mata kebahagiaan akhirat yang ditandai dengan pencapaian pahala dan penghindaran siksa akan tetapi. untuk menikmati hubungan langsung dengan Allah yang didasari dengan cinta 

3. Fase Abad V Hijriyah 

Disebut fase konsolidasi yakni memperkuat tasawuf dengan dasarnya yang asli yaitu Al Qur'an dan Hadits atau sering disebut dengan tasawuf Sunny, tasawuf yang sesuai dengan tradisi Nabi dan Sahabat. Dimana pada fase sebelumnya sudah mulai ada yang melenceng dari syari'ah atau tradisi Nabi dan sahabat

4. Abad VI Hijriah 

Fase ini ditandai dengan munculnya tasawuf falsafi yang memadukan antara rasa (dzauq) dan rasional (akal) Tasawuf bercampur dengan filsafat terutama filsafat Yunani. 

Pembagian Ilmu Tasawuf

Pembagian ilmu tasawuf (contoh ilmu tasawuf) antara lain sebagai berikut:

1. Tasawuf Akhlaki

Tasawuf Akhlaki adalah tasawuf yang sangat menekankan nilai-nilai etis (moral), atau tasawuf yang berkonsentasi pada perbaikan akhlak. Yang termasuk tasawuf akhlaki adalah:

  • Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari perbuatan yang tercela
  • Tahalli adalah upaya mengisi dan menghiasi diri dengan sifat yang terpuji
  • Tajalli artinya terbukanya dinding penghalang yang membatasi manusia dengan Tuhan 

2. Tasawuf Amali

Tasawuf amali adalah tasawuf yang lebih mengutamakan kebiasaan beribadah, tujuannya agar diperoleh penhayatan spiritual dalam melakukan ibadah. Pengalaman tasawuf amali dibagi dalam empat bidang yaitu : syari'at, thoriqot, hakikat dan makrifat 

3. Tasawuf Falsafi

Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang menekankan pada masalah-masalah pemikiran mendalam /metafisik. Dalam upaya mengungkapkan pengalaman rohaninya, para sufi sering menggunakan ungkapan-ungkapan yang samar-samar yang dikenal dengan syathathat yaitu suatu ungkapan yang sulit difahami, yang sering mengakibatkan kesalah fahaman, tokoh tasawuf ini antara lain Abu Yazid Al Bustami, Al Hallaj, Ibnu Arabi. Yang termasuk dalam tasawuf falsafi adalah Hulul, Wahdah Al Wujud, Ittihad.

Sumber Sumber Tasawuf 

Sebagaimana ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu akhlak dan ilmu-ilmu lainnya dalam Islam yang penamaannya baru muncul setelah Rasul wafat,demikian juga dengan ilmu tasawuf, eksistensi namanya baru dikenal setelah Rasul wafat. Namun esensi ilmu tasawuf sesungguhnya bersumber dari Allah, Rasul, ijma' Sufi, ljtihad Sufi dan Qiyas Sufi. 

1. Allah 

Allah merupakan Zat sumber ilmu Tasawuf. Ada kalanya lewat Al Qur,an (membaca, menyimak, menganalisa isi kandungan Al Qur,an) ada pula melalui alam dengan cara perenungan sufi dan ada kalanya merupakan hidayah dari Allah. 

2. Rasulullah SAW

Rasulullah merupakan sumber kedua setelah Allah bagi para sufi dalam mendalami dan pengembangan ilmunya, karena hanya kepada Rasul sajalah Allah menitipkan wahyu- Nya, tentulah Rasul pula yang lebih banyak tahu tentang sesuatu yang tersirat dibalik yang tersurat dalam Al-Qur'an. Semua keterangan tersebut hanya ada di hadis Rasulullah, maka sumber yang kedua ilmu tasawuf adalah hadis (Sunnah Rasul). 

3. Pengalaman Sahabat.

Pengetahuan dan tindakan para pengikut setia Rasululla Saw. Pengalaman spiritual yang diperolehnya sebagai penunjang semuanya itu 

4. Ijma' Sufi

Kesepakatan para ulama' tasawuf merupakan esensi yang sangat penting dan dijadikan sumber ketiga setelah Al Qur'an dan Hadits.

5. Ijtihad Sufi

Dalam kesendiriannya, para sufi banyak menghadapi pengalaman aneh, pengalaman itu merupakan guru terbaik, namun Allah memberi akal untuk berfikir semaksimal mungkin sebagai alat pembeda antara kepositifan dengan kenegatifan dalam pengalaman. 

6. Qiyas Sufi

Qiyas merupakan penghantar sufi untuk dapat berijtihad secara mandiri jika sedang terpisah dari jama'ahnya. 

7. Nurani Sufi 

Kaum sufi memegang teguh tradisi rahasia (menyembunyikan) nurani yang tajam dihatinya, ada yang menyebutnya dengan istilah firasat, dasar batin dan sebagainya merupakan anugrah Allah terhadap kaum sufi, bias dari keikhlasan, kesabaran dan ketawakalannya dalam beribadah kepada Allah tanpa kenal lelah

8. Amalan Sufi 

Kaum sufi memegang teguh tradisi rahasia (menyembunyikan ) nurani dan amal, karena jika kedua hal tersebut diketahui umum dapat menimbulkan kesalah fahaman, hal ini disebabkan dimensi tariqot (perjalanan sufi) merupakan dimensi batin (roh,rohani,jiwa) sesuatu yang tersembnyi yang tidak semua orang mampu menjalaninya.

Maqomat Dalam Tasawuf 

Kata maqomat berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat orang berdiri atau pangkal mulia. Atau dapat diartikan jalan panjang yang harus ditempuh oleh seorang Sufi untuk mendekatkan diri kepada Allah. 

Imam Ghozali dalam kitab Ihya' Ulumuddin membuat sistematika maqomat ada 7 yaitu 

  1. Taubat secara bahasa kembali sedangkan secara istilah taubat adalah memohon ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuat dan berjanji tidak akan mengulangi
  2. Wara' adalah meninggalkan segala keragu-raguan antara halal dan haram (syubhat)
  3. Zuhud adalah pola hidup yang menghindari dan meninggalkan keduniawian karena ibadah kepada Allah SWT, serta lebih mencintai kehidupan akhirat. 
  4. Sabar disini dimaksudkan sebagai sabar dalam menjalani perintaah Allah, sabar dalam meninggalkan kemasiatan dan sabar dalam menerima musibah
  5. Syukur yaitu rasa terima kasih atas nikmat yang diberikan Allah SWT sembari menggunakan nikmat tersebut dijalan yang diridloi Allah SWT. 
  6. Tawakal adalah berserah diri kepada Allah setelah berikhtiyar 
  7. Ridla adalah sebuah sikap menerima dengan lapang dada dan senang terhadap apapun keputusan Allah kepada seorang hamba. 

Sedangkan menurut Abu Nasr Asy Sarraj maqamat tasawuf syukur diganfi dengan fakir yang artinya tidak meminta lebih dari apa yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Post a Comment for "Pengertian Tasawuf, Dasar-dasar, Sejarah, Pembagian, dan Maqomat dalam Tasawuf"