Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Beriman Kepada Kitab Suci menurut Ahlussunnah Wal Jamaah

Daftar Isi [Tampilkan]

Ahlussunah Waljama'ah mempercayai adanya kitab suci yang diturunkan kepada Rasul-rasul-Nya. Namun, hanya ada empat kitab suci yang wajib diimani, yaitu: 

  1. Kitab Suci Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa As. 
  2. Kitab Suci Zabur, yang diturunkan kepada Nabi Dawud As. 
  3. Kitab Suci Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa As 
  4. Kitab Suci Al-Qur'an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. 

Ahlussunah Waljama'ah meyakini bahwa Al-Qur'an yang ada sekarang adalah asli tanpa ada perubahan, pengurangan dan penambahan. Barangsiapa yang meyakini bahwa Al-Qur'an yang ada sekarang tidak asli atau telah mengalami perubahan, pengurangan dan penambahan, maka ia telah kufur. 

Dalam Surat al Hijr ayat 9, Allah menjamin akan keasliannya. Sebagaimana firman Allah: 

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

9.  Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9) 

Bagaimana cara Allah menjaga kitab suci al Qur'an? Banyak skenario Allah untuk menjaga al Qur'an. Penjagaan itu dilakukan sejak sebelum al Qur'an diturunkan ke dunia hingga datangnya hari kiamat. Sehingga dengan jaminan penjagaan dan pemeliharaan dari Allah itu, huruf-huruf al Qur'an, ayat-ayatnya, surat-suratnya, isinya, nilai-nilainya dan kandungan maksudnya akan tetap abadi sepanjang masa. 

Prof. Dr. M Quraisy Syihab MA, dalam tafsirnya Al-Mishbah mengungkapkan cara Allah dalam memelihara kitab suci al Qur'an dengan melibatkan: Pertama, malaikat Jibril saat menurunkan al Qur'an kepada Nabi. Kedua, kaum muslimin ikut memelihara keotentikan al Quran melalui berbagai cara, seperti: 

  1. Menghafalkan ayat-ayat al Quran. Umat Islam yang menghafalkan al Qur'an jumlahnya ribuan bahkan angkanya bisa mencapai jutaan. Mereka tidak hanya hafal surat dan ayatnya semata, tetapi huruf dan tanda bacanya juga hafal. 
  2. Menulis dan membukukan al Qur'an. Cara ini pernah ditempuh khalifah Abu Bakar dan Usman bin Affan. Sekarang penerbit yang mencetak al Qur'an jumlahnya ribuan. Setiap tahun dicetak berjuta-juta al Qur'an. Meskipun jumlahnya tak terhitung, namun setiap kali ada kesalahan cetak, dapat segera diketahui dan langsung segera dilakukan perbaikan. 
  3. Merekam (suara) bacaan al Qur'an melalui berbagai alat teknologi modern. Seperti piringan hitam, kaset, CD, video, TV dan lain-lain. Melalui cara ini, ketika ditemukan ada kesalahan atau kekeliruan baca atau tulis, ribuan orang bahkan jutaan orang akan segera meluruskannya. 

Al Qur'an satu-satunya kitab suci yang masih asli dan terjaga kemurniannya. Kondisi ini berbeda dengan kitab suci lain yang sudah tidak murni sebagaimana awal diturunkan. Karena yang ditugaskan menjaga kitab suci sebelum al Qur'an lengah dan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Akibatnya kitab-kitab suci tersebut hilang, atau berubah dengan penambahan atau pengurangan.

Bukti keaslian al Qur'an lainnya adalah hingga saat ini al Qur'an masih menggunakan bahasa aslinya, yakni, bahasa Arab. Di seluruh dunia, al Qur'an menggunakan bahasa arab. Sehingga huruf, kata, kalimat, ayat, surat dan tanda bacanya sama persis.

Sedangkan untuk tafsirnya menggunakan bahasa masing-masing negara atau daerah. Sementara untuk kitab suci lain hampir seluruhnya sudah tidak menggunakan bahasa aslinya. Tetapi, kitab suci lain sudah dicetak dengan menggunakan bahasa masing-masing negara atau daerah. 

Mengingat kehebatan al Qur'an, maka bagi warga NU sudah seharusnya selalu belajar dan membaca aya-ayat al Qur'an. Bagi seorang mukmin, al Qur'an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa atau rambu-rambu kehidupan di dunia menuju akhirat. Selain membaca teksnya, akan lebih baik jika kita dalami tafsir ayat-ayatnya. Sehingga dengan cara itu, kita akan memperoleh tambahan ilmu dan keberkahan dari al Qur'an.

Al Qur'an bisa mendatangkan syafa'at bagi pembaca dan pendengarnya di akhirat. Selain itu, jika dibaca di rumah, maka al Qur'an akan menerangi seisi rumah tersebut. Jika di baca di madrasah atau sekolah, maka al Qur'an akan menerangi seisi madrasah dan sekolah. Jika di baca di kantor, maka al Quran akan menerangi seisi kantor, dan jika dibaca di perusahaan, maka al Qur'an akan menerangi perusahaan itu. 

Suasana hati dan pikiran penghuninya menjadi lebih damai, sejuk, penuh persaudaraan dan cenderung berbuat positif. Karena itu, mari kita tadarus al Qur'an pada setiap saat dan pada setiap tempat.

Post a Comment for "Beriman Kepada Kitab Suci menurut Ahlussunnah Wal Jamaah"