Beriman Kepada Nabi dan Rasul menurut Ahlussunnah Wal Jamaah
Pengertian Nabi dan Rasul menurut etimologi, kata nabi berasal dari anba'a yang berarti akhbara (mengabarkan). Jadi, nabi adalah orang yang mengabarkan (wahyu) dari Allah dan ia diberi kabar dari Allah.
Sedangkan menurut istilah, nabi adalah seorang laki-laki yang diberi wahyu oleh Allah berupa syari'at rasul sebelumnya, ia mengajarkan kepada orang-orang di sekitarnya.
Rasul secara etimologi adalah orang yang mengikuti berita-berita orang yang mengutusnya. Rasul adalah nama bagi risalah atau bagi yang diutus. Menurut istilah, rasul adalah seorang laki-laki merdeka yang diberi wahyu oleh Allah dengan membawa syari'at dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umatnya.
Berdasarkan petunjuk dari hadis Nabi Saw. bahwa jumlah Nabi dan Rasul Allah sangat banyak. Jumlah Nabi ada 124.000, sedangkan jumlah Rasul mencapai 315. Nabi Adam As adalah Nabi yang pertama. Sedangkan Nabi yang terakhir adalah Nabi Muhammad Saw.
Nabi dan Rasul yang wajib diketahui hanya 25 orang. Nama-nama mereka sudah disebutkan di dalam Al-Qur'an. Ke-25 Nabi dan Rasul itu adalah:
- Nabi Adam 'Alaihissalam (As)
- Nabi Idris As
- Nabi Nuh As
- Nabi Hud As
- Nabi Saleh As
- Nabi Ibrahim As
- Nabi Luth As
- Nabi Ismail As
- Nabi Ishaq As
- Nabi Ya'kub As
- Nabi Yusuf As
- Nabi Ayub As
- Nabi Syu'aib As
- Nabi Musa As
- Nabi Harun As
- Nabi Zulkifli As
- Nabi Daud As
- Nabi Sulaiman As
- Nabi Ilyas As
- Nabi Ilyasa' As
- Nabi Yunus As
- Nabi Zakaria As
- Nabi Yahya As
- Nabi Isa As
- Nabi Muhammad Saw, sebagai Nabi akhir zaman (penutup)
Perbedaan Nabi Muhammad Saw dengan Nabi-nabi sebelumnya adalah Nabi Muhammad diutus untuk seluruh suku, seluruh bangsa, seluruh umat manusia dan seluruh alam raya. sedangkan Nabi-nabi sebelumnya hanya diutus untuk satu suku, satu bangsa atau satu umat saja.
Rasul memiliki empat sifat wajib. Keempat sifat wajib bagi Rasul adalah:
- Shiddik (benar), mustahil Rasul memiliki sifat pendusta.
- Amanah (dipercaya), mustahil Rasul memiliki sifat khianat.
- Tabligh (menyampaikan), mustahil Rasul memiliki sifat menyembunyikan.
- Fathanah (pintar), mustahil Rasul memiliki sifat dungu.
Ahlussunah Waljama'ah meyakini, mengutus para rasul adalah suatu karunia Allah kepada umat manusia untuk menunjukkan jalan yang lurus bagi mereka. Allah tidak berkewajiban mengutus para rasul tersebut.
Nabi yang pertama kali diutus oleh Allah dan dibekali dengan wahyu dan hukum-hukum syari'at adalah Nabi Adam, ayah umat manusia. Sedangkan nabi terakhir dan penutup adalah Nabi Muhammad Saw.
Fenomena akhir jaman ini, ternyata masih ada orang yang meyakini bahwa setelah Nabi Muhammad masih ada nabi lagi. Ada orang yang sebelumnya tidak dikenal tiba-tiba mengaku mendapat wahyu dari malaikat Jibril. Orang tersebut dengan gampangnya mengaku sebagai nabi. Pengakuan mereka jelas bertentang dengan petunjuk al Qur'an dan Hadis. Dan, status kenabiannya adalah palsu.
Pengakuan Nabi Palsu ternyata tidak hanya muncul di Indonesia. Di negara lain juga ada orang yang mengaku mendapat wahyu dari Jibril. Seperti Mirza Ghulam Ahmad di India.
Bahkan pada masa khalifah Abu Bakar nabi-nabi palsu bermunculan. Seperti Tuhulaihah bin Khuwailid al Asadi, Musailamah al Kadzab, Sajjah Tamimiyah dan Aswad al Ansi.
Sebagai rasul terakhir, syari'at Nabi Muhammad berlaku untuk seluruh makhluk dan seluruh alam. Ajaran yang dibawa Nabi Saw. bersifat rahmatan lil'alamin. Nabi Saw adalah seorang rasul yang dikaruniai oleh Allah bisa memberikan syafa'atnya (pertolongan) kepada umat manusia di akhirat kelak.
Post a Comment for "Beriman Kepada Nabi dan Rasul menurut Ahlussunnah Wal Jamaah"