Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Yang dimaksud al Tawasul bi al Ahya adalah

Daftar Isi [Tampilkan]

Bertawasul kepada orang-orang yang dicintai oleh Allah dapat dilakukan dengan al Tawasul bi al Ahya’ atau al tawasul bi al-Amwat. Yang dimaksud al Tawasul bi al Ahya adalah

Jawaban

Tawasul adalah praktik berdoa dengan memohon perantaraan atau wasilah kepada orang-orang yang dicintai oleh Allah. Al-Tawasul bi al-Ahya’ mengacu pada berdoa dengan memohon perantaraan melalui orang-orang yang masih hidup, seperti para wali atau orang-orang saleh. Sedangkan al-Tawasul bi al-Amwat mengacu pada berdoa dengan memohon perantaraan melalui orang-orang yang telah meninggal dunia, seperti para sahabat atau tokoh agama yang telah wafat.

Namun, perlu diingat bahwa pandangan mengenai tawasul ini berbeda-beda di antara berbagai mazhab dan ulama. Beberapa menganggapnya sah dan dianjurkan, sementara yang lain menganggapnya tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, penting untuk memahami pandangan mazhab dan merujuk pada otoritas agama yang diikuti.

Mengapa bertawasul dengan orang yang masih hidup?

  1. Teladan dan panutan: Orang-orang yang masih hidup yang kita jadikan sebagai wasilah biasanya adalah orang-orang saleh, ulama, atau orang-orang yang dekat dengan Allah. Kita berharap dengan mendoakan mereka, meminta doa mereka, atau mengikuti jejak kebaikan mereka, Allah SWT akan mengabulkan permohonan kita.
  2. Hubungan sosial: Bertawasul juga memperkuat hubungan sosial antar sesama muslim. Dengan saling mendoakan dan meminta tolong, kita membangun ukhuwah Islamiyah yang erat.
  3. Doa orang saleh: Dalam Islam, doa orang saleh sangat mustajab. Dengan meminta mereka mendoakan kita, kita berharap doa kita akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT.

Contoh al-Tawassul bi al-Ahya':
  • Meminta doa kepada orang tua, guru, atau ulama yang kita hormati.
  • Mengikuti pengajian dan ceramah agama untuk mendapatkan ilmu dan berkah.
  • Berkolaborasi dengan sesama muslim dalam melakukan kebaikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam al-Tawassul bi al-Ahya':
  • Niat yang ikhlas: Niat kita dalam bertawasul haruslah semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin mendapatkan popularitas atau keuntungan duniawi.
  • Memilih perantara yang tepat: Pilihlah orang yang benar-benar saleh dan alim sebagai perantara.
  • Tidak menyekutukan Allah: Bertawasul bukan berarti kita menyembah orang yang kita jadikan perantara. Kita tetap menyembah Allah SWT dan hanya kepada-Nyalah kita memohon.

Post a Comment for "Yang dimaksud al Tawasul bi al Ahya adalah"